Ringkasan cerita :
Awang bertemu kembali dengan kekasih lamanya yang tidak jadi dinikahinya dikarenakan tugasnya sebagai Godam pada hari-hari lalu. Awang ingin menjalin kembali hubungan mereka. Munarsih, janda berputra satu yang bernama Narung sebetulnya memberi lampu hijau, tetapi Narung putranya memusuhi Awang. Kebencian Narung dimanfaatkan pihak-pihak yang dendam dengan Godam baru (alias Pandu)untuk menghabisi Godam (Pandu). Pada saat kritis Awang berubah menjadi Godam (Godam asli) untuk menyelamatkan Narung. Awang diliputi rasa bimbang akan pilihan hidupnya. Dia ingin melepas identitasnya sebagai Godam dan menumpas kejahatan untuk menikahi Munarsih, dia bingung kepada siapa dia mewariskan cincin sakti Godam.
Pengen komik super hero citarasa Indonesia? Godam jawabannya.
Meski bertipe Marvell, Godam Reborn sudah jauh dibumbui rasa lokal. Super hero ini beraksi tak hanya di perkotaan. Apabila komi superhero lain berseting kota atau tempat futuristik, lokasi Godam justru di pedesaan di Bantul, Yogyakarta. Kasus-kasus yang ditangani godam pun berasa lokal. Tak hanya perampokan, Godam juga menghentikan suporter sepakbola yang memukuli wasit, atau membereskan kericuhan di pentas ketoprak.
Godam—yang bernama asli Pandu—mempunyai bakat super. Dalam Godam Reborn 2, cerita menonjolkan kisah Godam tua—Awang. Karena pekerjaan berat yang dulu dilakoni, Godam tua yang telah pensiun itu terpaksa meninggalkan Minarsih—janda beranak satu—yang dicintainya. Pandu melihat Awang yang tiba-tiba murung, merasa perlu untuk menyelidiki dan membantunya. Ternyata anak Minarsih—Narung—tidak setuju Awang menjadi ayah tirinya. Namun, pada akhirnya, konflik Godam dengan Soma sang penjahat malah menjadi sarana pembuktian cinta Awang pada Minarsih dan Narung.
Saya agak bingung komentar komik karya Sungging dan Hasmi ini. Yang jelas, gambarnya bukan tipe kesukaan saya (bukan berarti jelek lho). Selain itu ceritanya kurang membuat penasaran dan kurang greget. Tapi saya cukup sangat menghargainya sebagai komik yang penting saya baca.
Dua tahun kurang lebih, sejak kehadirannya kembali di tahun 2006, kini Godam Reborn datang lagi dengan logi ke dua dari tri logi yang direncanakan, dalam judul kisah Jodoh Buat Awang. Jeda yang cukup jauh sebenarnya.
Mengejutkan juga kehadirannya kali ini, tak tanggung-tanggung, kemasannya cukup apik. Dicetak di atas kertas art paper yang tebal, berwarna dan dengan jumlah halaman yang luar biasa 117 halaman. Apalagi dengan bandrol Rp. 37.500,- adalah sebuah harga yang murah untuk kriteria seperti itu. Dan jika melihat kondisi ini, sesungguhnya komik ini sudah dapat dikatakan sebagai “novel grafis”.
Sampul dengan warna merah saga dan juga huruf yang sangat mencuri perhatian, merupakan modal yang sangat baik dalam menarik minat orang untuk mencoba membuka dan membacanya. Sampul yang minimalis ditambah dengan embos lambang Godam semakin menambah cantik tampilannya. Keren!
Kelebihan lain dalam kehadirannya yang kedua ini adalah, dengan dilibatkannya komikus senior, Hasmi (sang kreator Gundala), dalam pembuatan panel skenario. Dan ini nampaknya berhasil dari segi penyusunan alur dan penggambaran tiap adegannya dalam tiap panelnya. Semuanya tersaji cukup efektif.
Kesungguhan lainnya yang ditunjukkan dalam pembuatan logi kedua ini adalah dengan dilibatkannya 2 orang peninta dan 4 orang pewarnaan. Jadi terlihat sekali di sini Komik Godam Reborn babak ke 2 ini digarap oleh satu team kerja, bukan lagi perseorangan. Namun begitu sebagai artist (pensil) tetap di percayakan pada Sungging, putra almarhum WID NS sang pemilik hak cipta karakter Godam.
Gempa bumi Jogja tahun 2007 mengawali kisah ini. Dalam kondisi paska gempa inilah kisah ini dituturkan. Di tengah pengembalian puing-puing sisa gempa dan mengalirnya bantuan untuk para korban gempa terjadi pembalasan dendam yang dilakukan oleh SOMA, gembong penjahat yang dipenjarakan oleh Godam (Pandu) dalam logi pertamanya. Tujuan Soma adalah untuk melenyapkan Godam orang yang menjerumuskan dia ke dalam penjara.
Banyak cara ditempuh oleh anak buah Soma untuk menjebak Godam, dari membuat keributan kecil-kecilan, melakukan aksinya di kampus, sampai dengan mengadakan pertunjukan di kawasan rehabilitasi gempa yang kebetulan adalah desa tempat mantan kekasih Awang (Godam masa lalu), Munarsih dan anaknya Narung. Bahkan sampai dengan memanfaatkan dendam Narung anak Munarsih pada Awang dan Godam pun dilakukan.
Yang jelas, kisahnya lebih seru jika dibandingkan dengan logi yang pertama. Alat-alat canggih mulai muncul dalam episode ini. Tangan robot, ruang latihan Godam, bom asap, sarung tangan dan roket pendorong yang baru. Dan yang pasti sosok Awang sang Godam di masa lalu mendapat porsi paling banyak dalam bagian ini. Pencarian akan cinta lamanya.
Ada yang terasa janggal dalam kisah logi kedua Godam Reborn ini. Jika dilihat dari judulnya “Jodoh Buat Awang” bayangan yang terlintas sebelum membaca kisahnya adalah, adanya pihak lain di luar Awang yang sedang berencana dan mencarikan jodoh buat Godam Tua itu. Tapi pada kenyataanya semua bayangan kisah itu tidak mewujud, yang ada adalah Awang mencari cinta lamanya, Munarsih, yang pernah ditinggalkannya ketika dia dahulu harus membatalkan pinangannya karena tugasnya dalam memberantas kejahatan. Bahkan dalam pencariannya itu Awang melakukannya dengan rahasia, tanpa ada rekannya yang mengetahui. Lalu, dimana keterkaitan judul dan alur yang dituturkan? Maka kemudian, memang harus menjadi perhatian ketika membuat subuah judul satu kisah agar ada keselarasannya dengan alur yag dituturkan.
Dari segi tampilan illustrasi, sudah sempurnakan Godam Reborn 2 ini? Rasanya belum, Cuma memang sudah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Kehadiran para peninta juga mungkin cukup berpengaruh, meski pada beberapa halaman terakhir garis-garis illustrasinya tampak kedodoran, sayang memang, diakhir kisah malah terasa sekali penurunan kualitas gambarnya. Apalagi halaman paling akhir di 117, tampilannya sangat mengecewakan, sosok Godam dengan kostum terbarunya menjadi terlihat jelek. Akhir petualangan yang mengecewakan dari segi tampilan. Meskipun dari sisi cerita malah menimbulkan teka-teki baru akan kebimbangan Awang sang pembawa cincin Godam masa lalu.
Namun demikian, dari segi illustrasi malah jadi terasa “ngindonesia” banget. Godam yang di masa lalu sosoknya kebarat-baratan yang lebih mirip superman, dalam 2 logi Godam Reborn ini tak terlihat sama sekali, kesannya memang jadi orang indonesia. Entah, apakah karena jubah merahnya yang sudah hilang atau karena gaya visualnya yang sudah berubah yang menyebabkan perbedaan rasa ini.
Kelemahan lainnya dari komik ini tetap pada penempatan balon kata. Pilihan bentuk yang monoton dan ketebalan garis balon katanya cukup mengganggu tampilan. Jika garis itu ditipiskan sedikit saja maka akan menjadi berkesan ramping, tidak penuh. Demikian juga dengan ukuran huruf yang termasuk terlalu besar. Karena akan mempengaruhi besaran balon kata. Jika ukuran hurufnya diperkecil maka balon katanya akan mengecil juga, sehingga tidak akan memenuhi panel gambar.
Masalah lainnya adalah terlalu banyaknya balon kata keluar dari frame, dan jika ini terlalu sering akan menganggu tampilan tiap halaman, karena kesannya balon kata akan mendominasi gambar. Masalah ini sering terlihat. Kelihatannya akibat penempatan balon kata yang tidak direncanakan ketika membuat illustrasi di tiap frame-nya. Ini dapat dirasakan kerena balon kata seperti tidak tertata, hanya menempati ruang-ruang yang sekiranya terlihat kosong saja.
Ada hal yang sekiranya sangat riskan telah dilakukan dalam episode ini. Sangat ceroboh, jika seorang yang sedang menggunakan topeng kaca mata untuk menutupi jati dirinya, malah sempat melepaskan penutup mata itu, bahkan ketika dia baru saja dari beraksi dan masih di jalan raya, lengkap dengan kostumnya, meskipun hal itu dilakukan di dalam mobil. Apalagi jika diperhatikan kaca mobilnya hanya tertutup sebagian saja. Menurut amatanku kondisi itu sangat-sangat ceroboh dan bahkan dapat dikatakan satu tindakan yang bodoh (ada di halaman 17-18).
Kesalahan besar lainnya yang ternyata juga dilakukan dalam komik ini, bahkan dilakukan juga oleh beberapa komik indonesia adalah; sering kali menganggap bahwa cerita komik lainnya hanya khayal belaka sedang kisah komik yang sedang dituturkan dalah kisah yang bukan fiktif . Kondisi ini bisa di lihat di halaman 84. Ketika Narung mendapatkan tangan robot, dia berkata seperti ini: “Dulu yang begini hanya ada dalam film dan komik. Ternyata sekarang aku pelakunya” dan setelah itu Narung menggunakan tangan robot sebagai senjata, sesuatu yang baru dia terima untuk menghadapi Godam. (untuk lebih lengkapnya bisa di lihat dalam: Komik kita, Kepada sang penutur dan pembuat komik! di :
Terlepas dari semua kondisi itu, maka kehadiran Godam Reborn 2 Jodoh Buat Awang ini, perlu mendapatkan apresiasi dari masyarakat pecinta komik anak negeri. Karena kehadirannya telah memberikan konstribusi yang cukup jelas akan keberadaan dan kebangkitan komik Indonesia di tengah gempuran dan serbuan komik-komik terjemahan.
Jayalah Komik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar