Ringkasan cerita :
Teman-teman, jagoan kita Godam ternyata sudah lahir kembali. Saya baru saja membeli cergam yg berjudul Godam Reborn dibuat oleh mas Sungging, putra alm Wid NS, dan Metha Studio. Dengan cover cergam yang dominan warna hitam tanpa gambar itu seakan menjanjikan sesuatu hal yang misterius.Tapi jangan bayangkan Godam yg dilahirkan ini sama dengan Godam yg lama.. Berbicara ttg Godam, mau tidak mau kenangan kita pasti akan melayang kepada komik Godam karya Wid NS yg pernah berjaya beberapa puluh tahun yang lalu, dengan gambar-gambar yg bagus dan dibuat dengan kesungguhan hati. Kali ini Godam Reborn digambar oleh putranya, mas Sungging. Memang belum sebagus karya ayahnya, meskipun tidak jelek, tapi gambarnya mas Sugging memiliki ciri khas sendiri dan tidak mengekor kepada ayahnya. Kekurangan yg sangat terasa dari gambarnya mas Sungging adalah dari ekspressi wajah pelakunya, terasa datar dan rasanya dalam keadaan apapun ekspressi mukanya sama saja.
Diawali saat Doktor Giri (yang pernah ditolong oleh Godam ketika ayahnya yang berprofesi sebagai hakim bersama keluarganya) akan dibantai oleh orang-orang yang membenci sang doktor. Awang membantu Giri, sedangkan Giri yang mengagumi Godam tak mengetahui bahwa Awang adalah pemegang cincin Godam. Satu saat bertemu dengan Pandu yang cacat akibat kecelakaan saat tugas, dibantu GIri dengan syarat mau menjadi sosok pahlawan idola Giri: Godam. Giri menciptakan segala macam peralatan berteknologi canggih untuk menirukan segala macam kemampuan Godam asli. Atas bantuan seorang detektif polisi yang masih aktif dan dekat dengan Pandu yaitu Nastri, Godam baru menjalankan aksi-aksinya.
Teman-teman, jagoan kita Godam ternyata sudah lahir kembali. Saya baru saja membeli cergam yg berjudul Godam Reborn dibuat oleh mas Sungging, putra alm Wid NS, dan Metha Studio. Dengan cover cergam yang dominan warna hitam tanpa gambar itu seakan menjanjikan sesuatu hal yang misterius.Tapi jangan bayangkan Godam yg dilahirkan ini sama dengan Godam yg lama.. Berbicara ttg Godam, mau tidak mau kenangan kita pasti akan melayang kepada komik Godam karya Wid NS yg pernah berjaya beberapa puluh tahun yang lalu, dengan gambar-gambar yg bagus dan dibuat dengan kesungguhan hati. Kali ini Godam Reborn digambar oleh putranya, mas Sungging. Memang belum sebagus karya ayahnya, meskipun tidak jelek, tapi gambarnya mas Sugging memiliki ciri khas sendiri dan tidak mengekor kepada ayahnya. Kekurangan yg sangat terasa dari gambarnya mas Sungging adalah dari ekspressi wajah pelakunya, terasa datar dan rasanya dalam keadaan apapun ekspressi mukanya sama saja.
Cerita mengalir dengan lancar, seru dan mudah dicerna. Ringan sekaligus menghibur, spt kebanyakan komik hero lainnya, banyak mengedepankan adegan-adegan yang seru. Ceritanya sudah disesuaikan dengan situasi masa kini dan terasa lebih up to date. Godam Reborn bukanlah Godam yg lama dan bangkit kembali, tapi benar-benar orang baru dan masih muda, tidak ada hubungannya secara langsung dengan Godam yg lama. Kostumnya pun sudah banyak mengalami perubahan, tidak pakai jubah merah yg melambai-lambai, hanya disisakan baju prisai dengan logo “G”. Godam Reborn hanyalah orang biasa yg piawai ilmu bela diri tapi tidak memiliki kekuatan super. Kehebatannya banyak ditopang oleh peralatan yg berteknologi yg canggih dan baju besinya yg hebat. Saya sendiri, sebagai salah satu penggemar Godam, berpendapat bahwa kostum Godam yg lama masih lebih bagus. Masih terbayang di benak saya, Godam berdiri dengan gagah di puncak bukit batu dengan jubah merahnya yg selalu melambai-lambai. Tampak sangat berwibawa! Godam dilahirkan kembali untuk memperkenalkan tokoh superhero Indonesia yg dulu pernah jaya khususnya kepada kaum muda yg belum sempat “berkenalan” dengan Godam yg lama. Untuk dapat menyesuaikan dengan situasi saat ini, maka karakter Godam sudah disesuaikan sehingga tanpak lebih modern.
Dalam membuat cergam, Mas Sungging ternyata mewarisi bakat melucu ayahnya. Dalam satu adegan perkelahian melawan musuh-musuhnya, Godam Reborn menyentil (maaf ya) “benda” di selangkangan musuhnya yg membuat musuhnya jatuh tidak berdaya (ada-ada saja!). Di adegan yg lain, seorang tukang nasi memukul kepala seorang preman dengan sebuah panci. Dia berkata kepada Godam Reborn, bahwa untuk penjual nasi spt dirinya, dia ikut belajar bela diri bernama Panci Maut (maksudnya memukul kepala musuhnya dengan panci!). Masak sih orang bisa pingsan di pukul pake panci?
Sebenarnya cerita Godam Reborn cukup bagus dan seru, namun ketika saya membaca cerita itu tiba-tiba saya jadi teringat cerita komik Batman The Future. Secara garis besarnya plot ceritanya memang mirip-mirip. Batman tua yg dulu dibawakan oleh Bruce Wayne, sudah lengser keprabon dan digantikan oleh rekannya yg masih muda untuk meneruskan tongkat estafet kepahlawanan Batman. Saya jadi membanding-bandingkan antara Godam Reborn dengan Batman The Future, ternyata memang banyak kesamaannya. Yang pertama-tama adalah Batman Tua digantikan oleh Batman The Future yg jauh lebih muda dan segar, Godam Reborn juga masih muda dan segar menggantikan Godam lama yg tidak jelas kabar beritanya, kedua, mereka sama-sama orang biasa yg pandai bela diri dan kehebatannya banyak dibantu oleh kostumnya yg hebat dan peralatannya yg canggih. Batman The Future dulunya adalah Robin kemudian menjadi Nightwing sebelum direkrut oleh Bruce Wayne jadi Batman muda sedangkan Godam Reborn adalah mantan detektif polisi. Ketiga, mereka sama-sama punya mentor, orang yg membantunya di belakang layar. Kalau Batman The Future dimentori langsung oleh Bruce Wayne, maka Godam Reborn dimentori oleh pak Giri. Keempat, mereka sama-sama punya pacar dan sering bermasalah dengan pacarnya masing-masing ketika sedang bertugas. Kelima, mereka sama-sama menanggalkan jubahnya. Batman The Future tidak memakai jubah hitamnya sedangnya Godam Reborn tidak memakai jubah merah yg melambai-lambai itu, digantikan oleh kostum yg lebih canggih, Batman the Future dan Godam Reborn sama-sama punya kostum yg anti peluru dan mereka juga sama-sama mampu melihat di kegelapan malam. Keenam, dan ini yang membuat saya sangat surprised, Batman The Future dapat terbang karena ada roket kecil dibawah kakinya, Godam Reborn dapat melayang sejauh 50 meter-an juga karena roket kecil di kakinya. Ketujuh, mereka sama-sama dibekali alat komunikasi yg memungkinkan mereka berhubungan dengan orang yg mengontaknya. Batman The Future selalu berhubungan dengan Bruce Wayne yg memandunya dari ruang kontrol sedangkan Godam Reborn berkomunikasi dengan pacarnya.
Tidak mudah memang membuat cerita yg benar-benar orisinil. Di dunia ini sudah berjuta-juta cerita di buat komik, kesamaan cerita dalam komik mungkin dapat terjadi baik secara sengaja maupun tidak. Hal ini banyak juga terjadi ketika orang membuat lagu, novel, cerpen ataupun film. Namun dengan begitu banyaknya persamaan yg saya lihat, saya menduga (semoga saya keliru ya!) bahwa tim pembuat komik setidaknya pernah membaca komik atau melihat film kartun Batman The Future ini dan mereka terilhami atau terinspirasi (atau apapun istilahnya itu) untuk membuat tokoh jagoan yg mirip-mirip seperti itu dan tinggal menyesuaikannya di sana-sini.
Terlepas benar tidaknya dugaan saya ini, saya sangat menikmati cergam Godam Reborn ini. Mudah2an di edisi berikutnya ceritanya makin seru dan orisinil. Khusus untuk mas Sungging, saya mengucapkan selamat datang utk cergamnya. Mudah2an kehadiran cergam ini mampu memberi angin segar bagi komik Indonesia. Semoga saja mas Sungging mampu terlepas dari bayang-bayang kebesaran ayahnya, sehingga suatu saat nanti orang akan bilang “Wid NS itu ayahnya mas Sungging” dan bukan “Mas Sungging itu anaknya pak Wid NS” (eh..tahu khan perbedaan kedua kalimat itu?).
Sampai ketemu lagi,
Salam.
Agak terganggu dengan gambarnya Pak Sungging.
Maaf, menurut saya, bukan gambar yang menarik mata untuk menikmatinya. ada satu adegan, dimana sang penjahat yang menyebut gadis yang diculiknya sebagai "bidadari"... benar-benar tidak terlihat begitu. Bidadari kan harusnya cantik. hehe. Padahal dari segi pewarnaannya sudah cukup bagus, demikian pula dengan variasi dan teknik penggambarannya.
Mengenai cerita, okelah...
Seorang polisi, Pandu, yang terluka saat melakukan penggerebekan atas mafia trafficking wanita, dipilih oleh Giri, ilmuwan kaya untuk menjadi Godam baru. Godam yang tidak bisa terbang, tapi menggunakan peralatan modern, roket di kaki, kostum anti peluru, dsb.
Cerita ini mengawali sepak terjangnya sebagai Godam baru setelah Godam lama hilang sejak tahun 1980-an.
direncanakan sebagai trilogi. baru terbit hingga buku ke-2. menurut isu dari sumber yang layak dipercaya, buku ke-3 nya akan terbit tahun ini.
Mengenai cerita ada kelemahan yang sangat mengganggu:
- Upaya menciptakan dialog yang dimaksudkan sebagai lelucon, menurut saya sama sekali tidak lucu dan tidak mendukung cerita.
- Sang korban penculikan, Isana, teman dari tokoh kita Pandu, telah hilang diculik selama kurang lebih 6-7 bulan oleh mafia trafficking... dan di akhir cerita dibilang belum diapa-apakan. masya Allah, setengah tahun dikasih makan terus, tapi nggak dijual-jual, dan juga nggak diapa-apakan... ini bener2 penjahat atau orang baik sih. hehehe.
Tapi bagaimana pun saya tetap menghargai upaya Metha Studio untuk terus berusaha menerbitkan komik asli Indonesia (yang meniru Superman :-)). tetaplah terbitkan komik, dan akan saya beli bukumu. Saya jamin itu. ;-)
Setelah kurun waktu yang sangat lama, ketika petualangannya berawal di tahun 1969, ketika diakhiri pada periode tahun 1980, kisah panjang ini akhirnya bangkit kembali dari kuburnya pada tahun 2006.
Hampir 26 tahun kisah ini bungkam tanpa gema, bersamaan dengan meredupnya dunia Komik Indonesia. Bahkan kemudian dapat dikatakan dunia yang telah sirna. Kematian yang memang dikehendaki, karena komik dianggap sebagai musuh bagi para orang tua di masa itu. Entah apa alasannya. Tapi yang jelas kemudian adalah dunia Komik Indonesia berangsur padam.
Diawali dengan hadirnya proyek remaster pada tokoh pahlawan super ini di tahun 2005, atas gagasan Komunitas Komik Indonesia, maka pahlawan berjubah merah dengan lambang huruf “G” di dadanya ini kembali hadir menyapa penggemarnya dalam kisah “Mata Sinar X”. Dan rupanya ini dapat ditengarai menjadi tonggak kebangkitan pahlawan super asli Indonesia yang memiliki julukan GODAM.
Pada tahun 2006, setelah pahlawan ini begitu lama terkubur, melalui METHA Studio yang bermukin di Jogjakarta, pahlawan super ini dibangkitkan kembali dengan format yang baru, tokoh yang baru, seragam yang baru dan lokasi menyesuaikan tahun terbitnya, yang kemudian diberi judul GODAM REBORN.
Pada pengantar terbitnya komik ini dikatakan bahwa, GODAM REBORN ini merupakan satu bagian dari trilogi yang akan dihadirkan kembali untuk memperkenalkan tokoh lama yang mengalami perbaharuan disegala bidang. Perbaharuan ini jelas ditujukan untuk menyasar masyarakat pembaca generasi baru yang sementara ini hanya kenal dan bergelimang Manga. Dan kehadiran komik ini diharapkan dapat memenuhi ruang kosong pada pencitraan komik superhero asli Indonesia yang hampir pasti tidak dikenal oleh generasi pembaca komik pada masa ini. Namun pengantar disini tidak menuturkan tentang latar belakang kelahiran Godam yang baru ini.
Adalah putra dari pencipta GODAM di masa lalu WID NS, SUNGGING namanya. Dan melalui tangannyalah kebangkitan tokoh pahlawan super ini dipercayakan. Melalui tangannya pula ketokohan sang pahlawan super ini dibenahi, disesuaikan dengan kondisi sekarang, dimanusiakan, didandani tampilannya menjadi lebih sederhana. Jubah merahnya menghilang, wajahnya disembunyikan melalui penggunan penutup mata (semacam kacamata canggih), sepatu dilengkapi roket luncur yang dapat membantu kecepata gerak sang pahlawan. Sangat berbeda dengan GODAM di masa lalu yang memiliki kekuatan anugrah dari sosok tua misterius yang menjadikan anak muda benama AWANG dapat berubah wujud menjadi GODAM yang bisa terbang dan kebal dari senjata.
Kisah ini dimulai dengan kenagan seorang anak manusia yang baru berumur 8 tahun, akan kepahlawanan sosok GODAM yang dikenalnya ketika menolong keluarganya dari pembunuhan. Dan semenjak itulah dia berangan-angan pada saatnya kelak diapun dapat menjadi seperti si pahlawan tersebut. Dan anak itu bernama GIRI. Rupanya apa yang diimpikannya dapat setengah terwujud. Kenapa setengah? Karena kemudian diceritakan GIRI menjadi seorang dokter yang kaya raya, dan dari Giri inilah ide lahirnya kembali tokoh GODAM di sematkan.
GIRI yang pada masa kecilnya bercita-cita ingin manjadi seperti GODAM sang penolongnya, tenyata pada kenyataanya tidak dapat mewujudkan keinginannya pada dirinya sendiri. Hal ini dikarenakan karena jiwa penakutnya yang luar biasa. Namun dibalik lemahnya jiwa itu tersimpan otak yang begitu cerdas yang pada akhirnya menghasilkan penemuan-penemuan yang mengarah pada perencanaan pembangkitan seorang tokoh pahlawan super yang juga akan diberi nama GODAM seperti pahlawan idolanya.
Anehnya GIRI sang penggagas kebangkitan GODAM memiliki seorang teman atau malah dapat dikatakan seorang pembantu yang bernama AWANG. Dan nama ini mengingatkan pada kehidupan lain GODAM di masa lalu yang juga bernama AWANG. Entah apa tautannya dalam episode ini masih belum jelas, karena kehadiran AWANG masih dirasa sangat minim dan bahkan tidak terlalu berperan selain menyelidiki sorang polisi yang bernama PANDU, yang rupanya sudah menjadi target kunci bakal calon pahlawan super yang baru, GODAM.
PANDU adalah seorang polisi yang berdedikasi baik dan katanya sering berangan-angan menjadi seorang yang perkasa dan jagoan, ditambah lagi suka nonton film aksi dan sering menggambar BATMAN. Ah! alasan yang sangat sederhana dan berkesan dipaksakan. Hanya karena kebetulan dalam satu tugasnya PANDU mengalami cedera kaki yang mungkin mengakibatkan cacat permanen. Pada saat itulah GIRI dan AWANG muncul menawarkan pemulihan kesehatannya dengan catatan PANDU mau keluar dari kepolisian dan kemudian mau menjadi seorang pahlawan super yang dicita-citakan oleh GIRI, siapa lagi kalu bukan GODAM.
Dari dua kepentingan yang hampir berujung sama inilah lahir persekutuan mewujudkan mimpi GIRI dan angan PANDU. Dilengkapi dengan hasil penemuan ujicoba dan penelitian dari olah kecerdasan otak dan kekayaan GIRI ini pulalah maka kelengkapan akan kebutuhan peralatan canggih seorang pahlawan super pemberantas kejahatan terpenuhi dan tercipta. Maka GODAM gaya baru dapat dipastikan akan hadir, pahlawan super pemberantas semua kejahatan yang mengusik kehidupan masyarakat tercipta.
Pada bagian akhir dari kisah ini diceritakan bagimana PANDU dengan seragam barunya sebagai seorang pahlawan super dengan julukan GODAM mulai menjajagi peluang dan kemungkinannya, serta kesiapan mental sang bakal calon pahlawan super tersebut diceritakan dengan singkat.
Pembebasan terhadap penculikan ISANA sahabat Pandu dan pembongkaran kelompok perdagangan wanita (trafficking) merupakan tugas awal dari GODAM dalam rangka menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan. Dan rupanya masalah inilah yang menjadi tema utama dalam kisah awal dari lahirnya GODAM ini.
Secara keseluruhan komik ini cukup menarik. Hanya terasa ada sedikit pemaksaan untuk alasan lahirnya sang pahlawan super, terutama pada alasan pemilihan sang bakal calon pahlawan baru tersebut. Alasannya terlalu sederhana dan berkesan tidak digali dengan lebih serius dan mendalam.
Kehadiran sosok AWANG masih belum jelas dalam bagian ini, apa dan sia dia sebenarnya, apakah Awang dalam kisah ini ada kaitannya dengan Awang sang Godam di masa lalu. Bahkan dalam kisah ini posisi Awang terlalu tidak penting, sangat berbeda dengan keberadaan sosok GIRI yang dianggap sebagai pencetus lahirnya sang pahlawan super itu.
Dari segi artwork, komik ini tidak dapat dikatakan jelek dan juga tidak dapat dikatakan bagus, mungkin tepatnya masih biasa. Padahal jika dilihat dari sisi guratan garis yang dihasilkan oleh sang artist, sebenarnya dapat berpeluang menghasilkan gambar yang cantik dan baik, ini terlihat dari beberapa goresannya terasa sangat ekspresif. Tapi entah kenapa pada bagian-bagian tertentu banyak juga terlihat ilustrasinya kedodoran, kurang digarap dengan lebih telaten. Demikian juga dari segi pewarnaanya, terlihat belum setabil, kadang begitu matang kadang masih berkesan belum tuntas. Apalagi huruf “G” sebagai lambang utama sang tokoh sering kali berkesan lepas dari kostumnya, ini jelas akibat ketidak akuratan dalam finising pewarnaannya.
Kelemahan lain dari komik ini adalah pada pemilihan bentuk, ukuran dan penempatan balon kata. Termasuk ketebalan garis yang membentuk balon kata tersebut. Akibatnya yang tersaji adalah kehadiran balon kata yang begitu mendominasi tiap halamnnya, pada akhirnya dapat melemahkan pada bagian ilustrasi di tiap panel yang ada. Demikian juga halnya pada pemilihan bentuk huruf dan warnanya pada bagian efek suara tak jarang terasa mengganggu tampilan artwork komik ini. Seharusnya efek suara ini dapat mendukung tampilan ilustrasi yang tersaji dalam tiap panelnya.
Kesalahan fatal yang dilakukan dalam pembuatan komik ini adalah disertakannya satu gambar lokasi sudut kota Jogja, bukan melalui sket tangan melainkan menggunakan poto yang hanya diolah dengan filter saja dalam photoshop. Rasanya bagi seorang komikus yang baik dan berdedikasi untuk dunia komik, maka hal seperti ini menjadi pantang dilakukan. Bagaimanapun buruknya hasil guratan tangan yang kita hasilkan maka akan manjadi lebih berharga daripanda menyertakan hasil dari jepretan kamera yang kemudian diakali dengan pengolahan pada tampilannya dengan bantuan software apapun jenisnya. Dan semoga hal seperti ini tidak diulangi pada kelanjutan kisah ini yang masih direncanakan akan hadir dua judul berikutnya.
Untuk urusan sampul, komik ini sudah cukup menarik dengan latar belakang hitam dan lambang Godam yang berwarna kuning emas. Sederhana tapi elegan dan mengudang minat untuk kemudian membuka lembar demi lembar halaman komik tersebut. Demikian juga dengan pemilihan kertas dan hasil cetaknya terasa cukup berkelas, meskipun kurang sedikit mengkilap untuk dapat menghadirkan kesempurnaan warna.
Sebaiknya kehadiran komik ini disertai dengan semacam pengantar singkat tentang bagaimana latar belakang lahirnya tokoh baru ini yang mungkin tidak sempat di urai dalam halaman komik. Meskipun hanya pengantar singkat yang membawa rantai antara Godam di masa lalu dengan Godam yang lahir kali ini. Harapannya dengan adanya pengantar singkat itu para pambaca dapat memahami alur yang kemudian akan diceritakan.
Terlepas dari semua itu, kehadiran komik ini dan juga keberlanjutannya dapat menandai kebangkitan Komik Indonesia yang selama ini tak terdengar gaunggnya ditengah berlimpahnya serbuan komik terjemahan, terutama komik Jepang yang kemudian disebut Manga yang kehadirannya bak kacang goreng. Semoga semangat ini juga menjadi virus baru bagi kebangkitan Komik Indonesia di masa datang, bersamaan dengan bermunculannya komik masa lalu melaui proses remaster dan juga hadirnya beberapa tokoh baru dalam dunia Komik Indonesia.
Tulisan ini dibuat dalam rangka menanti kahadiran Godam Reborn episode berikutnya.
Salam, damuhbeningAhh, lagi-lagi saya akan posting berita (yang saya rasa belum terlalu lama) yang pantas diketahui oleh semua pecinta komik (lokal) khususnya yang mendambakan kejayaan komik Indonesia.
Belum lama ini, sebagai usaha menghidupkan kembali karakter Godam, Fajar Sungging Pramodito (anak dari Wid NS.), bagian dari tim Metha Studio memunculkan GODAM REBORN, yang lain dari Godam lama. Godam versi baru ini tidak berjubah merah, terbang menggunakan sepatu roket, tidak mempunyai kekuatan super, menggunakan ilmu bela diri, kebal karena baju anti peluru dan memakai topeng dengan peralatan night vision.
Seorang ilmuwan jenius bernama Doktor Giri pernah ditolong oleh Godam ketika ayahnya yang berprofesi sebagai hakim bersama keluarganya akan dibantai oleh orang-orang suruhan dari pihak yang tidak puas akan keputusannya. Giri tumbuh dengan mengidolakan Godam. Giri dengan bantuan Awang --yang tanpa sepengetahuan siapapun adalah pemegang cincin Godam-- mengamati seorang detektif polisi yang pemberani bernama Pandu. Pandu yang akhirnya cacat akibat suatu kecelakaan dalam tugas mendapat bantuan dari Giri dengan syarat ia mau menjadi sosok pahlawan idola Giri. Godam. Giri telah menciptakan segala macam peralatan berteknologi canggih untuk menirukan segala macam kemampuan Godam asli. Dengan bantuan seorang detektif polisi yang masih aktif dan dekat dengan Pandu yaitu Nastri, Godam baru menjalankan aksi-aksinya.
Suka atau tidak suka, terserah anda deh. Bagus atau tidak itu perkara selera, tapi yang jelas memang masih ada PR panjang didalam perkomikan Indonesia. Maju terus komik Indonesia!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar